Monday, March 17, 2014

Netmask - Supernetting

Standard
LAPORAN
PRAKTIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER

Netmask - Supernetting

Oleh:
Nama          : Fabendri Alfaldi
N I M          : 1203235
Prodi           : Pendidikan Teknik Informatika

TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
A.    TUJUAN
1.     Mahasiswa dapat memahami fungsi Supernet pada jaringan komputer.
2.     Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi netmask untuk membentuk Supernet.

B.    ALAT DAN BAHAN
1.     Personal Computer
2.     LAN Card / NIC
3.     Switch / Hub
4.     Kabel ethernet Straight / Trought dan Cross Over

C.    TEORI SINGKAT
Untuk beberapa alasan yang menyangkut pengembangan jaringan lokal yang memiliki keterbatasan jumlah IP Address, terutama pada kelas C, network administrator biasanya melakukan supernetting. Esensi dari supernetting adalah memindahkan garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian network dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian bit host. Address beberapa network menurut struktur baku digabung menjadi sebuah supernetwork. Cara ini menciptakan supernetwork yang merupakan gabungan dari beberapa network, sehingga menyebabkan jumlah maksimum host yang lebih banyak dalam network tersebut.
Suatu supernet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas C dengan nomor 192.168.1.16. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :



Dengan aturan standar, nomor network IP Address ini adalah 192.168.5 dan nomor host adalah 16. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 254 host yang terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan akan diimplementasikan subnet mask sebanyak 22 bit 255.255.252.0. (Biner = 11111111.11111111.11111100.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 22 bit pertama dari subnet mask tersebut bernilai 1, sedangkan 10 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 22 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai Network bit, sedangkan 10 bit berikutnya dianggap sebagai Host bit.
Bit yang seharusnya merupakan Network Bit pada subnet mask standar (bit yang dicetak tebal pada gambar) kemudian dijadikan Host Bit, menyebabkan terjadinya penggabungan beberapa network menjadi supernet. Banyaknya network yang dapat digabung menjadi supernet dapat dihitung dengan rumus :
2n = 22 dimana n adalah bit yang diubah dari 1 menjadi 0
    = 4
Sehingga rentang alamat supernet yang terbentuk adalah :
192.168.4.0 s.d 192.168.7.255

D.    Langkah Kerja
1.     Bentuk kelompok praktikum menjadi tiga, masing-masing kelompok akan membangun sebuah segmen jaringan.
2.     Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straight-trought dan switch/hub.
3.     Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet, sehingga menjadi membentuk sebuah segmen jaringan.
4.     Setiap segmen network yang dibangun oleh masing-masing kelompok digabung sehingga membentuk sebuah supernetwork, seperti gambar berikut :

 



a.     Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask pada masing-masing Host.
b.    Lakukanlan test koneki dari masing-masing host ke host yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :

No.
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1
192.168.4.1
192.168.4.0
192.168.4.2
192.168.4.3
...
192.168.7.5
192.168.7.255
Request time out
Reply from 192.168.4.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.4.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.7.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Request time out
2
192.168.4.2
192.168.4.0
192.168.4.1
192.168.4.3
...
192.168.6.5
192.168.7.255
Request time out
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.4.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.6.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Request time out
3
192.168.4.3
192.168.4.0
192.168.4.1
192.168.4.2
...
192.168.7.5
192.168.7.255
Request time out
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.4.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.7.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Request time out

15
192.168.7.5
192.168.4.0
192.168.4.1
192.168.4.2
...
192.168.7.4
192.168.7.255
Request time out
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.4.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.7.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Request time out


5.     Melalui Command Prompt DOS, ketik net view
Server Name            Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC18
\\PC19
\\PC20
The command completed successfully.

6.     Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?.
PC yang terhubung dengan jaringan saya adalah PC yang memiliki subnet mask 255.255.252.0.

7.     Buatlah kesimpulan percobaan diatas.
Kesimpulan dari percobaan diatas adalah dengan supernet dapat menggabunkan beberapa network yang berarti dapat menghubungkan lebih banyak host dalam satu network identifier.

E.    EVALUASI
1.     Apa yang dimaksud dengan supernet?
Supernetting  adalah proses menggabungkan dua atau lebih blok IP address menjadi satu kesatuan. Jika proses subnetting dapat membagi sebuah network menjadi beberapa subnet, maka supernetting merupakan proses kebalikannya. Supernetting menggabungkan beberapa network yang berdekatan sehingga terbentukalah sebuah supernet. Pada umumnya diterapkan pada network yang cukup besar untuk memudahkan proses rounting. Supernetting disebut juga Classless Inter-Domain Rounting atau CIDR.
Manfaat dari SUPERNETTING, adalah mengupdate router dengan cara efisien, yaitu mengirimkan informasi banyak route dalam satu pemberitahuan sehingga menghemat bandwidth dan meminimalkan pekerjaan router.

2.     Bagaimana cara mengimplementasikan teknik supernet untuk menggabung beberapa network? Misalkan network yang digabung adalah kelas C.
Cara mengimplementasikan teknik supernet untuk menggabungkan beberapa network pada kelas C adalah dengan memperkecil jumlah bit 1 atau memperbesar jumlah bit 0 pada subnet mask-nya. Seperti contoh berikut:
192
168
90
10
11000000
10101000
01011010
00001010
IP Address

255
255
248
0
11111111
11111111
11111000
00000000
Subnet Mask (Supernet Mask)

192
168
88
0
11000000
10101000
01011000
00000000
Network Address

192
168
95
255
11000000
10101000
01011111
11111111
Broadcast Address
Dengan aturan standar, nomor network IP Address ini adalah 192.168.90 dan nomor host adalah 10. Pada address ini akan akan diimplementasikan subnet mask sebanyak 21 bit 255.255.248.0.( Biner = 11111111.11111111.11111000.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 21 bit pertama dari subnet mask tersebut bernilai 1, sedangkan 11 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 21 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai Network bit, sedangkan 11 bit berikutnya dianggap sebagai Host bit.
Bit yang seharusnya merupakan Network Bit pada subnet mask standar (bit yang dicetak tebal pada gambar) kemudian dijadikan Host Bit, menyebabkan terjadinya penggabungan beberapa network menjadi supernet. Banyaknya network yang dapat digabung menjadi supernet dapat dihitung dengan rumus :
2n = 23 dimana n adalah bit yang diubah dari 1 menjadi 0
    = 8
Sehingga rentang alamat supernet
192.168.88.0 s.d 192.168.95.255

3.     Diketahui sebuah alamat IP : 200.100.200.100/21.
Tentukan :
a.     Subnetmask
255
255
248
0
11111111
11111111
11111000
00000000

b.    Network Address
200
100
200
0
11001000
01100100
11001000
00000000

c.     Broadcast Address
200
100
207
255
11001000
01100100
11001111
11111111

d.    Apabila alamat tersebut merupakan sebuah alamat host pada sebuah supernet, buat rincian supernetnya!
Rentang alamat supernetnya adalah:
200.100.200.0 s.d 200.100.207.255
200.100.200.0
200.100.200.1
200.100.200.100
200.100.200.255
200.100.201.0
200.100.201.1
200.100.201.255
200.100.202.0
200.100.202.1
200.100.202.255
200.100.203.0
200.100.203.1
200.100.207.255