Monday, March 10, 2014

Netmask - Subnetting

Standard
LAPORAN
PRAKTIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER

Netmask - Subnetting






Oleh:
Nama          : Fabendri Alfaldi
N I M          : 1203235
Prodi           : Pendidikan Teknik Informatika

TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014


A.    Tujuan
1.      Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer.
2.      Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan.
3.      Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.
4.      Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.

B.     Alat dan Bahan
1.      Personal Computer
2.      LAN Card / NIC
3.      Switch / Hub
4.      Kabel ethernet Straight / Trought

C.    Materi Teoritis

SUBNET MASK

Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.



Gambar 1. Cara konfigurasi IP Address dan Subnet mask

Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
·         Notasi Desimal Bertitik
·         Notasi Panjang Prefiks Jaringan

Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi decimal bertitik. Formatnya adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet mask www.xxx.yyy.zzz

Kelas alamat
Subnet mask (biner)
Subnet mask
(desimal)
Kelas A
11111111.00000000.00000000.00000000
255.0.0.0
Kelas B
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0
Kelas C
11111111.11111111.11111111.00000000
255.255.255.0

Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya  (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:

138.96.58.0, 255.255.255.0

Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask

Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut:

/

Kelas alamat
Subnet mask (biner)
Subnet mask
(desimal)
Prefix Length
Kelas A
11111111.00000000.00000000.00000000
255.0.0.0
/8
Kelas B
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0
/16
Kelas C
11111111.11111111.11111111.00000000
255.255.255.0
/24

Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

Menentukan alamat Network Identifier

Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:

Alamat IP   10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------ AND
Network ID  10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)

Subnetting Alamat IP kelas A

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas A.
Jumlah subnet
(segmen jaringan)
Jumlah
subnet bit
Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)
Jumlah host
tiap subnet
1-2
1
255.128.0.0 atau /9
8388606
3-4
2
255.192.0.0 atau /10
4194302
5-8
3
255.224.0.0 atau /11
2097150
9-16
4
255.240.0.0 atau /12
1048574
17-32
5
255.248.0.0 atau /13
524286
33-64
6
255.252.0.0 atau /14
262142
65-128
7
255.254.0.0 atau /15
131070
129-256
8
255.255.0.0 atau /16
65534
257-512
9
255.255.128.0 atau /17
32766
513-1024
10
255.255.192.0 atau /18
16382
1025-2048
11
255.255.224.0 atau /19
8190
2049-4096
12
255.255.240.0 atau /20
4094
4097-8192
13
255.255.248.0 atau /21
2046
8193-16384
14
255.255.252.0 atau /22
1022
16385-32768
15
255.255.254.0 atau /23
510
32769-65536
16
255.255.255.0 atau /24
254
65537-131072
17
255.255.255.128 atau /25
126
131073-262144
18
255.255.255.192 atau /26
62
262145-524288
19
255.255.255.224 atau /27
30
524289-1048576
20
255.255.255.240 atau /28
14
1048577-2097152
21
255.255.255.248 atau /29
6
2097153-4194304
22
255.255.255.252 atau /30
2

Subnetting Alamat IP kelas B

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas B.
Jumlah subnet
(segmen jaringan)
Jumlah
subnet bit
Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)
Jumlah host
tiap subnet
1-2
1
255.128.0.0 atau /17
32766
3-4
2
255.192.0.0 atau /18
16382
5-8
3
255.224.0.0 atau /19
8190
9-16
4
255.240.0.0 atau /20
4094
17-32
5
255.248.0.0 atau /21
2046
33-64
6
255.252.0.0 atau /22
1022
65-128
7
255.254.0.0 atau /23
510
129-256
8
255.255.0.0 atau /24
254
257-512
9
255.255.128.0 atau /25
126
513-1024
10
255.255.192.0 atau /26
62
1025-2048
11
255.255.224.0 atau /26
30
2049-4096
12
255.255.240.0 atau /28
14
4097-8192
13
255.255.248.0 atau /29
6
8193-16384
14
255.255.252.0 atau /30
2

Subnetting Alamat IP kelas C

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas C.
Jumlah subnet
(segmen jaringan)
Jumlah
subnet bit
Subnet mask
(notasi desimal bertitik/
notasi panjang prefiks)
Jumlah host
tiap subnet
1-2
1
255.255.128.0 atau /25
126
3-4
2
255.255.192.0 atau /26
62
5-8
3
255.255.224.0 atau /26
30
9-16
4
255.255.240.0 atau /28
14
17-32
5
255.255.248.0 atau /29
6
33-64
6
255.255.252.0 atau /30
2

Variable-length Subnetting

Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontinu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host. VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :


D.    Langkah Kerja
1.      Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straighttrought dan switch/hub.
2.      Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet, seperti gambar berikut :


3.      Lakukanlah pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian akhir jobsheet.
4.      Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel -> Network Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini.

5.      Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini. Klik ganda Internet Protocol seperti pada gambar.

6.      Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Sebagai contoh, komputer yang terhubung pada jaringan komputer anda adalahh Range IP address 192.168.0.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.
7.      Klik OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN akan enable.

E.     Evaluasi dan Penugasan
1.      Bentuk kelompok praktikum menjadi dua, masing-masing kelompok akan membangun sebuah LAN.
2.      Kelompok A membangun LAN (192.168.1.1 s/d 192.168.1.6) seperti gambar berikut :

a.       Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b.      Lakukanlah uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :


No.
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
2
192.168.1.2
192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
3
192.168.1.3
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
4
192.168.1.4
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.5
192.168.1.6
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
5
192.168.1.5
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.6
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
6
192.168.1.6
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">


c.       Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?
Server Name            Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC4
\\PC5
\\PC6
The command completed successfully.
PC yang terhubung dengan jaringan saya adalah PC yang ada dalam kelompok A.

d.      Buatlah kesimpulan percobaan 1.
Kesimpulan dari percobaan 1 adalah semua host yang berada dalam network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula dapat saling terhubung satu sama lainnya.

3.      Kelompok B membangun LAN (192.168.1.131 s/d 192.168.1.136) seperti gambar berikut :


a.       Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b.      Lakukanlan uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :

Tabel Percobaan



No.
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
Reply from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
2
192.168.1.132
192.168.1.131
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
Reply from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
3
192.168.1.133
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
Reply from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
4
192.168.1.134
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.135
192.168.1.136
Reply from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
5
192.168.1.135
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.136
Reply from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
6
192.168.1.136
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
Reply from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">

c.       Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?
Server Name            Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC4
\\PC5
\\PC6
The command completed successfully.
PC yang terhubung dengan jaringan saya adalah PC yang ada dalam kelompok B.

d.      Buatlah kesimpulan dari percobaan diatas.
Kesimpulan dari percobaan diatas adalah semua host yang berada dalam network identifier yang sama yang didefinisikan subnet mask yang sama pula dapat saling terhubung satu sama lainnya.

4.      Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk jaringan seperti gambar berikut :

a.       Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b.      Lakukanlan test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :

Percobaan 2

No.
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
...
192.168.1.136
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure
2
192.168.1.2
192.168.1.1
192.168.1.3
...
192.168.1.136
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure
3
192.168.1.3
192.168.1.1
192.168.1.2
...
192.168.1.136
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure

12
192.168.1.136
192.168.1.1
192.168.1.2
...
192.168.1.135
PING : transmit failed. Genereal failure
PING : transmit failed. Genereal failure
Reply from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">



c.       Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?
Server Name            Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC4
\\PC5
\\PC6
The command completed successfully.
PC yang terhubung dengan jaringan saya adalah PC yang ada dalam kelompok dengan rentang IP Address dari 192.168.1.1 s.d 192.168.1.6.

d.      Buatlah kesimpulan percobaan 2.
Pada percobaan 2 diatas terlihat pada saat melakukan test koneksi dari satu PC ke PC lain, ada PC yang tidak terhubung satu sama lain. Ditandai dengan respons PING : transmit failed. Genereal failure. Hal ini terjadi karena kedua segmen jaringan tersebut tidak berada pada network identifier yang sama lagi.

Network identifier PC1-PC6 adalah:
Alamat IP   (192.168.001.001)
Subnet Mask (255.255.255.128)
----------------------------- AND
Network ID  (192.168.001.000)

Sedangkan network identifier PC7-PC12 adalah:
Alamat IP   (192.168.001.131)
Subnet Mask (255.255.255.128)
----------------------------- AND
Network ID  (192.168.001.128)

Sebagaimana diketahui bahwa syarat host-host dalam suatu jaringan dapat terhubung satu sama lain adalah mempunyai network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula.

5.      Lakukan perubahan konfigurasi pada terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk jaringan seperti gambar berikut :



a.       Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
b.      Lakukanlan test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :

Percobaan 3



No.
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1
132.92.122.1
132.92.122.2
132.92.122.4
132.92.123.1
132.92.123.4
Reply from 132.92.122.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure
Reply from 132.92.123.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure


4
132.92.122.4
132.92.122.1
132.92.122.5
132.92.123.1
132.92.123.4
PING : transmit failed. Genereal failure
Reply from 132.92.122.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure
Reply from 132.92.123.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">


7
132.92.123.1
132.92.122.1
132.92.122.4
132.92.123.2
132.92.123.4
Reply from 132.92.122.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure
Reply from 132.92.123.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure


8
132.92.123.4
132.92.122.1
132.92.122.4
132.92.123.1
132.92.123.5
PING : transmit failed. Genereal failure
Reply from 132.92.122.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">
PING : transmit failed. Genereal failure
Reply from 132.92.123.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">





c.       Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?
Server Name            Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC7
\\PC8
\\PC9
The command completed successfully.
PC yang terhubung dengan jaringan saya adalah PC yang memiliki subnet mask 255.255.0.0.

d.      Buatlah kesimpulan percobaan 3.
Kesimpulan dari percobaa 3 adalah host dalam jaringan akan dapat tehubung dengan host lainnya apabila host tersebut memiliki network  identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Seperti pada percobaan diatas PC1-PC3 dan PC7-PC9 dapat terhubung satu sama lain karena memiliki subnet mask dan network identifier yang sama, yaitu:
Alamat IP   (132.092.122.001)
Subnet Mask (255.255.000.000)
----------------------------- AND
 Network ID  (132.092.000.000)

Sedangkan PC4-PC6 dan PC10-PC12 dapat terhubung satu sama lain karena memiliki subnet mask dan network identifier yang sama pula, yaitu:
Alamat IP   (132.092.122.001)
Subnet Mask (255.255.255.000)
----------------------------- AND
 Network ID  (132.092.122.000)

6.      Jelaskan manfaat dan kegunaan Subnet Mask pada pengalamatan jaringan komputer !
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.

0 komentar: