LAPORAN
PRAKTIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER
“Netmask - Subnetting”
Oleh:
Nama :
Fabendri Alfaldi
N I M :
1203235
Prodi :
Pendidikan Teknik Informatika
TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
A.
Tujuan
1. Mahasiswa
diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer.
2. Mahasiswa
diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer
jaringan.
3. Mahasiswa
dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.
4. Mahasiswa
dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.
B.
Alat dan Bahan
1. Personal
Computer
2. LAN
Card / NIC
3. Switch
/ Hub
4. Kabel
ethernet Straight / Trought
C.
Materi Teoritis
SUBNET
MASK
Subnet
mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit
yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Gambar
1. Cara konfigurasi IP Address dan Subnet mask
Penggunaan
sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit
yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier
di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah
sebagai berikut:
·
Semua bit yang ditujukan agar digunakan
oleh network identifier diset ke nilai 1.
·
Semua bit yang ditujukan agar digunakan
oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap
host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah
subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen
saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network
identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi
(yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus
dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang
dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
·
Notasi Desimal Bertitik
·
Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya
diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation),
seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network
identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan
dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun
direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah
sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat
berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang
tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa
subnet mask default dengan menggunakan notasi decimal bertitik. Formatnya
adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet mask www.xxx.yyy.zzz
Kelas
alamat
|
Subnet
mask (biner)
|
Subnet
mask
(desimal)
|
Kelas
A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
Kelas
B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
Kelas
C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
Perlu diingat, bahwa
nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator
jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau
supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan
sebuah network identifier dari kelas B yang
telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan
bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk
menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet
yang digunakan adalah total 24 bit sisanya
(255.255.255.0)
yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network
identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang
digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai
berikut:
138.96.58.0,
255.255.255.0
Representasi
panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit network
identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang
berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan
network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan
notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi
network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing
(CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut:
/
Kelas
alamat
|
Subnet
mask (biner)
|
Subnet
mask
(desimal)
|
Prefix Length
|
Kelas
A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
/8
|
Kelas
B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
/16
|
Kelas
C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
/24
|
Sebagai contoh, network
identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat
direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang
berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama,
maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan
network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama
pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi
138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat
yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid
mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier
138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1
hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat
Network Identifier
Untuk menentukan
network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask
tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu
dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di
dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan
bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false
jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit,
nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai
0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan
sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan
dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND
comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah
yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010
(131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111
11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------
AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Subnetting Alamat IP
kelas A
Tabel berikut berisi
subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network identifier kelas
A.
Jumlah
subnet
(segmen
jaringan)
|
Jumlah
subnet
bit
|
Subnet
mask
(notasi
desimal bertitik/
notasi
panjang prefiks)
|
Jumlah
host
tiap
subnet
|
1-2
|
1
|
255.128.0.0
atau /9
|
8388606
|
3-4
|
2
|
255.192.0.0
atau /10
|
4194302
|
5-8
|
3
|
255.224.0.0
atau /11
|
2097150
|
9-16
|
4
|
255.240.0.0
atau /12
|
1048574
|
17-32
|
5
|
255.248.0.0
atau /13
|
524286
|
33-64
|
6
|
255.252.0.0
atau /14
|
262142
|
65-128
|
7
|
255.254.0.0
atau /15
|
131070
|
129-256
|
8
|
255.255.0.0
atau /16
|
65534
|
257-512
|
9
|
255.255.128.0
atau /17
|
32766
|
513-1024
|
10
|
255.255.192.0
atau /18
|
16382
|
1025-2048
|
11
|
255.255.224.0
atau /19
|
8190
|
2049-4096
|
12
|
255.255.240.0
atau /20
|
4094
|
4097-8192
|
13
|
255.255.248.0
atau /21
|
2046
|
8193-16384
|
14
|
255.255.252.0
atau /22
|
1022
|
16385-32768
|
15
|
255.255.254.0
atau /23
|
510
|
32769-65536
|
16
|
255.255.255.0
atau /24
|
254
|
65537-131072
|
17
|
255.255.255.128
atau /25
|
126
|
131073-262144
|
18
|
255.255.255.192
atau /26
|
62
|
262145-524288
|
19
|
255.255.255.224
atau /27
|
30
|
524289-1048576
|
20
|
255.255.255.240
atau /28
|
14
|
1048577-2097152
|
21
|
255.255.255.248
atau /29
|
6
|
2097153-4194304
|
22
|
255.255.255.252
atau /30
|
2
|
Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat
dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas B.
Jumlah
subnet
(segmen
jaringan)
|
Jumlah
subnet
bit
|
Subnet
mask
(notasi
desimal bertitik/
notasi
panjang prefiks)
|
Jumlah
host
tiap
subnet
|
1-2
|
1
|
255.128.0.0
atau /17
|
32766
|
3-4
|
2
|
255.192.0.0
atau /18
|
16382
|
5-8
|
3
|
255.224.0.0
atau /19
|
8190
|
9-16
|
4
|
255.240.0.0
atau /20
|
4094
|
17-32
|
5
|
255.248.0.0
atau /21
|
2046
|
33-64
|
6
|
255.252.0.0
atau /22
|
1022
|
65-128
|
7
|
255.254.0.0
atau /23
|
510
|
129-256
|
8
|
255.255.0.0
atau /24
|
254
|
257-512
|
9
|
255.255.128.0
atau /25
|
126
|
513-1024
|
10
|
255.255.192.0
atau /26
|
62
|
1025-2048
|
11
|
255.255.224.0
atau /26
|
30
|
2049-4096
|
12
|
255.255.240.0
atau /28
|
14
|
4097-8192
|
13
|
255.255.248.0
atau /29
|
6
|
8193-16384
|
14
|
255.255.252.0
atau /30
|
2
|
Subnetting Alamat IP kelas C
Tabel berikut berisi subnetting yang
dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas C.
Jumlah
subnet
(segmen
jaringan)
|
Jumlah
subnet
bit
|
Subnet
mask
(notasi
desimal bertitik/
notasi
panjang prefiks)
|
Jumlah
host
tiap
subnet
|
1-2
|
1
|
255.255.128.0
atau /25
|
126
|
3-4
|
2
|
255.255.192.0
atau /26
|
62
|
5-8
|
3
|
255.255.224.0
atau /26
|
30
|
9-16
|
4
|
255.255.240.0
atau /28
|
14
|
17-32
|
5
|
255.255.248.0
atau /29
|
6
|
33-64
|
6
|
255.255.252.0
atau /30
|
2
|
Variable-length Subnetting
Bahasan di atas
merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang
tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan
dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya
segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan
lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan
membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting
yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah
dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut
memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak
alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan
berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk
memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun
diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan
ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik
subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting.
Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask
yang disebut sebagai Variable-length
Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet
diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut
berurutan (kontinu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang
dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke
subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier
yang asli.
Teknik variable-length
subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun
unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet
lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian
tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang
akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah
host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan
variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif:
network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali.
Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap
dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host. VLSM
(Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP address secara
rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :
D.
Langkah Kerja
1. Siapkan
beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straighttrought dan
switch/hub.
3. Lakukanlah
pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan dengan
kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian akhir jobsheet.
4. Pengaturan
dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel -> Network Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini.
5. Klik
kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar
di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini.
Klik ganda Internet Protocol seperti pada gambar.
6. Langkah
selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Sebagai contoh, komputer
yang terhubung pada jaringan komputer anda adalahh Range IP address
192.168.0.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.
7. Klik
OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN akan enable.
E.
Evaluasi dan Penugasan
1. Bentuk
kelompok praktikum menjadi dua, masing-masing kelompok akan membangun sebuah
LAN.
a.
Konfigurasilah IP Address dan Subnet
mask masing-masing PC.
b.
Lakukanlah uji koneksi dari
masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu
isi tabel berkut :
No.
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
Dari
|
Ke
|
||
1
|
192.168.1.1
|
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
|
Reply
from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
2
|
192.168.1.2
|
192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
|
Reply
from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
3
|
192.168.1.3
|
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.4
192.168.1.5
192.168.1.6
|
Reply
from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
4
|
192.168.1.4
|
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.5
192.168.1.6
|
Reply
from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
5
|
192.168.1.5
|
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.6
|
Reply
from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
6
|
192.168.1.6
|
192.168.1.1
192.168.1.2
192.168.1.3
192.168.1.4
192.168.1.5
|
Reply
from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?
Server
Name Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC4
\\PC5
\\PC6
The command
completed successfully.
PC
yang terhubung dengan jaringan saya adalah PC yang ada dalam kelompok A.
d.
Buatlah kesimpulan percobaan 1.
Kesimpulan
dari percobaan 1 adalah semua host yang berada dalam network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula dapat saling
terhubung satu sama lainnya.
a.
Konfigurasilah IP Address dan Subnet
mask masing-masing PC.
b.
Lakukanlan uji koneksi dari
masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu
isi tabel berkut :
Tabel Percobaan
Tabel Percobaan
No.
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
Dari
|
Ke
|
||
1
|
192.168.1.131
|
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
|
Reply
from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
2
|
192.168.1.132
|
192.168.1.131
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
|
Reply
from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
3
|
192.168.1.133
|
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.134
192.168.1.135
192.168.1.136
|
Reply
from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
4
|
192.168.1.134
|
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.135
192.168.1.136
|
Reply
from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
5
|
192.168.1.135
|
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.136
|
Reply
from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.136: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
6
|
192.168.1.136
|
192.168.1.131
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.134
192.168.1.135
|
Reply
from 192.168.1.131: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.132: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.133: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.134: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
c.
Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat
informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan
anda?
Server
Name Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC4
\\PC5
\\PC6
The command
completed successfully.
PC
yang terhubung dengan jaringan saya adalah PC yang ada dalam kelompok B.
d.
Buatlah kesimpulan dari percobaan
diatas.
Kesimpulan
dari percobaan diatas adalah semua host yang berada dalam network identifier yang sama yang didefinisikan subnet mask yang sama pula dapat saling
terhubung satu sama lainnya.
4. Lakukan
penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan konfigurasi
terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk jaringan seperti gambar
berikut :
a.
Konfigurasilah IP Address dan Subnet
mask masing-masing PC.
b.
Lakukanlan test koneksi dari
masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu
isi tabel berkut :
Percobaan 2
No.
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
Dari
|
Ke
|
||
1
|
192.168.1.1
|
192.168.1.2
192.168.1.3
...
192.168.1.136
|
Reply
from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
|
2
|
192.168.1.2
|
192.168.1.1
192.168.1.3
...
192.168.1.136
|
Reply
from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
|
3
|
192.168.1.3
|
192.168.1.1
192.168.1.2
...
192.168.1.136
|
Reply
from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
Reply
from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
|
…
|
…
|
…
|
|
12
|
192.168.1.136
|
192.168.1.1
192.168.1.2
...
192.168.1.135
|
PING
: transmit failed. Genereal failure
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
Reply
from 192.168.1.135: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
|
c.
Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat
informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan
anda?
Server
Name Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC4
\\PC5
\\PC6
The command
completed successfully.
PC
yang terhubung dengan jaringan saya adalah PC yang ada dalam kelompok dengan
rentang IP Address dari 192.168.1.1 s.d 192.168.1.6.
d.
Buatlah kesimpulan percobaan 2.
Pada
percobaan 2 diatas terlihat pada saat melakukan test koneksi dari satu PC ke PC
lain, ada PC yang tidak terhubung satu sama lain. Ditandai dengan respons PING : transmit failed.
Genereal failure. Hal ini terjadi
karena kedua segmen jaringan tersebut tidak berada pada network identifier yang
sama lagi.
Network identifier PC1-PC6 adalah:
Alamat IP
(192.168.001.001)
Subnet Mask (255.255.255.128)
----------------------------- AND
Network ID
(192.168.001.000)
Sedangkan network identifier PC7-PC12 adalah:
Alamat IP
(192.168.001.131)
Subnet Mask (255.255.255.128)
----------------------------- AND
Network ID
(192.168.001.128)
Sebagaimana
diketahui bahwa syarat host-host dalam suatu jaringan dapat terhubung satu sama
lain adalah mempunyai network identifier
yang sama yang didefinisikan oleh subnet
mask yang sama pula.
5. Lakukan
perubahan konfigurasi pada terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga
terbentuk jaringan seperti gambar berikut :
a.
Konfigurasilah IP Address dan Subnet
mask masing-masing PC.
b.
Lakukanlan test koneksi dari
masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu
isi tabel berkut :
Percobaan 3
No.
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
Dari
|
Ke
|
||
1
|
132.92.122.1
|
132.92.122.2
…
132.92.122.4
…
132.92.123.1
…
132.92.123.4
…
|
Reply
from 132.92.122.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
Reply
from 132.92.123.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
|
…
|
…
|
||
4
|
132.92.122.4
|
132.92.122.1
…
132.92.122.5
…
132.92.123.1
…
132.92.123.4
…
|
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
Reply
from 132.92.122.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
Reply
from 132.92.123.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
|
…
|
…
|
||
7
|
132.92.123.1
|
132.92.122.1
…
132.92.122.4
…
132.92.123.2
…
132.92.123.4
…
|
Reply
from 132.92.122.1: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
Reply
from 132.92.123.2: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
|
…
|
…
|
||
8
|
132.92.123.4
|
132.92.122.1
…
132.92.122.4
…
132.92.123.1
…
132.92.123.5
…
|
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
Reply
from 132.92.122.4: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
PING
: transmit failed. Genereal failure
…
Reply
from 132.92.123.5: bytes=32 time<1ms ttl="128</span">1ms>
…
|
…
|
…
|
c.
Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat
informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan
anda?
Server
Name Remark
------------------------------------------
\\PC1
\\PC2
\\PC3
\\PC7
\\PC8
\\PC9
The command
completed successfully.
PC yang terhubung
dengan jaringan saya adalah PC yang memiliki subnet mask 255.255.0.0.
d.
Buatlah kesimpulan percobaan 3.
Kesimpulan
dari percobaa 3 adalah host dalam jaringan akan dapat tehubung dengan host
lainnya apabila host tersebut memiliki network identifier yang sama yang didefinisikan
oleh subnet mask yang sama pula. Seperti
pada percobaan diatas PC1-PC3 dan PC7-PC9 dapat terhubung satu sama lain karena
memiliki subnet mask dan network identifier yang sama, yaitu:
Alamat IP
(132.092.122.001)
Subnet Mask (255.255.000.000)
----------------------------- AND
Network ID
(132.092.000.000)
Sedangkan
PC4-PC6 dan PC10-PC12 dapat terhubung satu sama lain karena
memiliki subnet
mask dan network identifier yang sama pula,
yaitu:
Alamat IP
(132.092.122.001)
Subnet Mask (255.255.255.000)
----------------------------- AND
Network ID
(132.092.122.000)
6. Jelaskan
manfaat dan kegunaan Subnet Mask pada pengalamatan jaringan komputer !
Subnet mask adalah
istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan
network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di
jaringan lokal atau jaringan luar.
Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai
32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang
didefinisikan, adalah sebagai berikut:
·
Semua bit yang ditujukan agar digunakan
oleh network identifier diset ke nilai 1.
·
Semua bit yang ditujukan agar digunakan
oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap
host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP
membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan
dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika
memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang
dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus
dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
0 komentar:
Post a Comment